Mengenai Saya

Foto saya
Organisasi : 1. Presiden BEM KM Fakultas Geografi UGM 2010 2. Sekretaris Jenderal Ikatan Mahasiswa Geografi Indonesia 2010-2012 3. Forum Diskusi GeoPolitik Indonesia 4. General Manajer Te eS Geo agency

Rabu, 01 Desember 2010

Dilema Distribusi Penduduk Indonesia
Oleh : Agung Satriyo N. (6157)
Mahasiswa Prodi Pembangunan Wilayah Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada

Indonesia merupakan negara besar yang mempunyai wilayah yang sangat luas, hampir mencapai 1,3 % dari permukaan bumi, mulai dari daratan pesisir maupun lautan, bahkan wilayah pesisir Indonesia merupakan wilayah pesisir terpanjang di dunia yang mencapai 81 ribu km atau mencapai 14 % dari seluruh pesisir didunia, tak kalah dari itu semua, pertumbuhan penduduk di Indonesia juga tergolong pesat, terbukti berdasarkan data statistik Indonesia bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2005 adalah 218.868.791 jiwa, yang karena itu menurut data dari CIA World Factbook 2004 Negara Indonesia menjadi negara terpadat keempat di seluruh dunia, setelah Republik Rakyat Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. Tetapi permasalahannya bahwa di negara ini terjadi ketidakselarasan dalam distribusi penduduk, kebanyakan penduduk Indonesia hanya terpusat di pulau Jawa saja, dan beberapa data sangat mendukung adanya fakta tersebut.
Pulau Jawa adalah pulau yang terpadat di Indonesia atau bahkan menurut data interpretasi yang dihasilkan dari pemantauan dunia oleh NASA 2006, bahwa pulau ini merupakan pulau terpadat di Asia Tenggara, jumlah penduduk pulau Jawa pada tahun 1990 menurut agenda 21 Indonesia yang diterbitkan Kementrian Lingkungan Hidup 1997 adalah berkisar 107.515.322 jiwa atau bisa dibilang mencapai 60% dari seluruh penduduk Indonesia sebanyak 179.243.375 jiwa, padahal menurut sumber data dari Bakosurtanal bahwa luas pulau Jawa hanya berkisar 132.187 km2 atau hanya 6,9% dari luas total daratan Indonesia Yang mencapai 1.919.443 km2, dan dari data tersebut dapat kita analisis bahwa kepadatan penduduk di pulau Jawa adalah 813 orang per km2, tetapi jika kita lihat secara geomorfologis bahwa tidak semua wilayah pulau tersebut bisa di tempati atau bisa layak dijadikan tempat tinggal, karena di Indonesia, khususnya di pulau Jawa terdiri dari beberapa bentuklahan, misalkan pegunungan dan perbukitan yang bentanglahan tersebut terutupi oleh adanya hutan lindung yang dapat berfungsi sebagai penyeimbang adanya ekosistem terutama dalam siklus hidrologi, jadi sangatlah berbahaya jikalau wilayah tersebut dijadikan tempat tinggal. Dan dengan data-data tersebut sudah menunjukkan bahwa telah terjadi ketimpangan distribusi penduduk Indonesia saat ini.
Hal-hal semacam inilah yang salah satunya sangat berpengaruh dalam adanya pembangunan di berbagai daerah, kecenderungan pertumbuhan penduduk di Indonesia yang terpusat di pulau jawa saja justru mengakibatkan pembangunan-pembangunan untuk mensejahterakan masyarakat hanya tertuju pada pulau Jawa, dan secara otomatis akan menimbulkan adanya kecemburuan sosial di kalangan masyarakat di berbagai daerah diluar pulau jawa, banyak fakta menunjukkan tentang pembangunan besar-besaran berada dipulau jawa, berbagai infrastruktur umum dikembangkan disini, mulai dari jalan, fasilitas pendidikan, kesehatan, dll. Sangat berkembang pesat disini. Ditambah lagi dengan adanya fenomena seperti ini sangat memungkinkan berbagai investor luar negeri yang masuk ke pulau Jawa karena dari segi demografi sangat berpotensi akan konsumsi berbagai produk, hal tersebut justru akan menambah sempitnya ruang gerak bagi berbagai aktivitas penduduk di pulau tersebut.
Berbeda lagi dengan pulau-pulau besar lain yang luas wilayahnya melebihi luas pulau Jawa tetapi dari segi demografi jauh dibawah angka penduduk di pulau Jawa. Sebut saja pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera yang memiliki potensi sumber daya alam yang tak jauh beda dengan Pulau Jawa atau bahkan bisa jadi melebihi potensi dari pulau Jawa tersebut. Pulau Kalimantan memiliki luas sekitar 574.194 Km2 atau bisa dibilang 4x lebih luas dari pulau Jawa, sedangkan penduduk dari pulau Kalimantan itu sendiri hanya 12.098.036 jiwa atau bahkan mencapai 9x dari total jumlah penduduk di pulau Jawa. Terdapat kemungkinan bahwa kepadatan yang rendah di pulau Kalimantan ini disebabkan oleh kurang suburnya lahan yang tersedia sebagai lahan pertanian, hal itu dikarenakan tidak adnya gunung api di seluruh kawasan tersebut. Tetapi lain halnya dengan Pulau Sumatera yang bentang lahannya hampir sama dengan Pulau Jawa, Sumatera memilki banyak gunung api karena berada pada satu kawasan ”ring of fire” dunia dengan pulau Jawa, dan karena itulah pulau ini sengat cocok untuk lahan pertanian, selain itu dari segi potensi pesisir, Sumetera juga mengahadap pada Samudra Hindia, sama halnya dengan Pulau Jawa, tetapi pada kenyataannya bahwa pertumbuhan penduduk dan juga pembangunan di pulau ini tidak sepesat yang ada di pulau Jawa, sebagai perbandingan bahwa jumlah penduduk pulau Suamtera sekitar 46.029.906 jiwa atau 2x lebih banyak dari Pulau Jawa, sedangkan luas wilayahnya mencapai 488.931 km2 atau 4x luas pulau Jawa, dari sini dapat kita analis mengapa kepadatan di pulau Jawa sangat tinggi hingga mencapai 813 orang per km2.
Maka dari itu penulis membuat suatu hipotesis bahwa jumlah penduduk di Indonesia yang cenderung secara spasial terpusat di kawasan pulau Jawa disebabkan oleh berbagai macam hal diantaranya :
1. pembangunan yang tidak merata di seluruh Indonesia dan cenderung terpusat di Pulau Jawa saja, hal ini menyebabkan penduduk di luar pulau Jawa berbondong-bondong untuk menuju ke pulau ini dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. ketidakmeraaan pembangunan ini disebabkan oleh masih melekatnya sistem pemerintahan pada masa Orde Lama dan Orde Baru yang salah satunya menerapkan sistem pemerintahan Liberalisme, sistem pemerintahan semacam inilah yang memaksa segala aktivitas berada di kawasan Ibu Kota dan itu termasuk pulau Jawa, hal ini menyebabkan pembangunan yang pesat berada di kawasan Pulau ini.
3. ketidak berhasilan pemerintah dalam menjalankan program transmigrasi yang disebabkan oleh beberapa hal, yang salah satunya adalah sosial-budaya (culture), kebanyakan masayarakat Indonesia terutama masyarakat Pulau Jawa yang tidak mampu menghhadapi persaingan hidup di pulau ini sangat sulit untuk meninggalkan kampung halamannya dengan alasan wilayah tersebut adalah hasil peninggalan dari nenek moyangnya dan tidak boleh ada yang merebutnya terutama bagi investor-investor asing yang ikut masuk dan bersaing didalam perkembangan pulau Jawa tersebut, selain itu masih terdapatnya masyarakat kita yang sulit meninggalkan kampung halamnnya untuk bertransmigrasi karena tidak mau berdomisili jauh dari makam orang tuanya.
Oleh karena itu, ketidakmerataan kependudukan ini harus diatasi dengan cara meningkatkan pembangunan di berbagai sektor secara merata di seluruh kawasan Nusantara, hal seperti ini juga didukung dengan sistem negara kita yang demokratis apalagi secara nyata telah dikaluarkannya Undang-undang tentang adanya otonomi daerah yang sangat mendukung tejadinya perkembangan pembangunan di setiap daerah tanpa harus dibatasi secara penuh oleh pemerintahan pusat.
Contoh secara nyata adalah dengan diadakannya ”Visit Indonesia Years 2008” maka akan terjadi kemungkinan untuk meningkatkan berbagai sektor unggulan di masing-masing daerah, yang hal itu akan dapat memeratakan pertumbuhan penduduk karena pembangunan di setiap daerah terjadi secara merata.



Daftar Pustaka :
CIA World Factbook. 2004. Daftar negara menurut jumlah penduduk.
Data Statistik Indonesia. 2008. Sensus Penduduk (1971, 1980, 1990, 2000) dan Supas 2005.
Data P4B (BPS) (hasil pemutahiran dalam rangka PILPRES 2004). 2004. NAD Kode dan Data Wilayah Adm. Pemerintahan diinput sebelum terjadi bencana gempa bumi dan tsunami pada tanggal 26 Desember 2004.
Rais, Jacub (Guru besar Emiritus ITB, Anggota akademi Ilmu pengetahuan Indonesia / AIPI). 2 April 2008. Dilema Pulau Jawa. Jakarta : Kompas.

1 komentar:

  1. sebuah goresan tinta dalam bentuk tulisan merupakan suatu tanda eksistensi pemikiran kita dalam kepedulian terhadap nasib bangsa Indonesia ini

    BalasHapus